Tuesday, January 18, 2011
bab 12 dampak teknologi informasi
bab 11 penipuan dalam audit
soal UAS
bab 13 KESELURUHAN RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
1. Jenis pengujian terdiri atas :
- Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas Sistem Pengendalian Internal. 5 tipe prosedur audit : update dan evaluasi pengalaman audit sebelumnya dngn entitas, membuat penyelidikan personal klien, memeriksa dokumen dan catatan, observasi aktivitas entitas dan operasi, melakukan panduan sistem akuntansi
- Pengujian pengendalian. prosedur : membuat penyelidikan personal klien yang sesuai, memeriksa dokumen, catatan, dan laporan, observasi aktivitas yag berhubungan dngn kontrol, mengulang prosedur klien
- Pengujian substantif atas transaksi
Untuk menguji kekeliruan atau ketidak beresan dalam rupiah yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Pengujian substantif terdiri atas:
i) Pengujian atas transaksi, untuk menentukan apakan transaksi akuntansi telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting kebuku besar dan buku tambahan dengan benar.
ii) Prosedur analitis, mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor.
iii) Pengujian terinci atas saldo, yang memusatkan pada saldo akhir buku, tetapi penekanan utama pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo neraca.
d. prosedur analitis
e. Pengujian terinci atas saldo.
2. Hubungan antara pengujian dan bahan bukti
Berdasarkan besarnya biaya yang diperlukan:
a) Prosedur analitis
b) Prosedur pemahaman atas struktur pengendalian intern dan pengujian atas pengendalian
c) Pengujian substantif atas transaksi
d) Pengujian terinci atas saldo
e) pengujian pengendalian
3. Penyimpangan dalam pengujian atas pengendalian mengindikasikan kemungkinan kekeliruan yang mempengaruhi nilai rupiah laporan keuangan, sedangkan penyimpangan dalam pengujian substantif adalah salah saji laporan keuangan.
Auditor memutuskan selama perencanaan, apakah akan menetapkan risiko pengendalian dibawah maksimum. Pengujian atas pengendalian dilaksanakan untuk menentukan apakah risiko pengendalian yang ditetapkan dapat dihindarkan
a. Pengujian atas transaksi, mencakup penjelasan pemahaman mengenai SPI, gambaran prosedur yang dilaksanakan untuk memahaminya, dan rencana tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.
b. Prosedur analitis, dilakukan pada tiga tahap audit.
c. Pengujian terinci atas, bersifat subjektif dan memerlukan judgement profesional.
5. Pengujian terinci atas saldo dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan.
b. Tetapkan risiko pengendalian
c. Rancang dan perkirakan hasil pengujian atas transaksi dan prosedur analitis
d. Rancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi tujuan spesifik audit.
6. Hubungan tujuan pengendalian intern dengan tujuan audit
Meskipun seluruh tujuan pengendalian intern telah dipenuhi, auditor akan mengandalkan terutama kepada tujuan pengendalian substantif untuk memenuhi tujuan kepemilikan dan pengungkapan, tujuan penilaian untuk penurunan dalam nilai, dan tujuan spesifikasi untuk penyajian laporan keuangan.
7. metodelogi untuk perencanaan pengujian terinci atas saldo
- identifikasi resiko bisnis klien yng mempengaruhi AR
-atur salah saji yang bisa ditoleransi dan nilai resiko bawaan untk AR
- nilai resiko pengendalian untk pnjualan dan penagihan
bab 10 PENGENDALIAN INTERNAL DAN RISIKO KENDALI
1. tiga tujuan utama desain internal kontrol yang efektif
Kepentingan klien
a. Keandalan laporan keuangan
b. Mendorong efisiensi dan efektifitas operasional
c. Ketaatan kepada hukum dan peraturan
Kepentingan auditor
a) Keandalan pelaporan keuangan
b) Penekanan pada pengendalian atas golongan transaksi.
4. COSO Elemen struktur pengendalian intern
a) Lingkungan pengendalian :
- penilaian resiko (risk assessment): identifikasi manajemen dan analisis dari resiko yang relevan kepada persiapan laporan keuangan terhadap GAAP
- pengendalian aktivitas (control activities)
-informasi dan komunikasi
- monitoring
b) Penetapan risiko managemen
c) Sistem informasi dan komunikasi akuntansi
d) Aktifitas pengendalian
e) Pemantauan.
5. Sub elemen lingkungan pengendalian
a) Integritas dan nilai-nilai etika.
b) Komitmen terhadap kompetensi.
c) Falsafah managemen dan gaya operasi.
d) Struktur organisasi.
e) Dewan komisaris dan komite audit.
f) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
g) Kebijakan dan prosedur kepegawaian.
6. Penetapan risiko oleh managemen
Managemen menetapkan risiko sebagai bagian dari desain dan operasi struktur pengendalian intern, untuk meminimalkan salah saji dan ketidakberesan. Auditor menetapkan risiko untuk memutuskan bahan bukti yang dibutuhkan dalam audit. Jika managemen secara efektif menilai dan bereaksi terhadap risiko, auditor biasanya mengumpulkan lebih sedikit bahan bukti.
7. Sistem akuntansi
Kegunaaan sistem akuntansi adalah untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi, dan untuk mengelola akuntabilitas atas aktiva terkait.
8. Prosedur pengendalian (control activities)
a. Pemisahan tugas yang cukup
b. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas
c. Dokumen dan catatan yang memadai
d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
e. Pengecekan independen atas pelaksanaan.
9. Pemantauan (monitoring) merupakan penilaian efektifitas rancangan dan operasi struktur pengendalian intern secara periodik dan terus menerus oleh manajemen.
10. Pentingnya memahami struktur pengendalian intern untuk perencanaan audit.
a. Auditability : yaitu mendapat informasi yang cukup memuaskan mengenai integritas managemen dan sifat dan luas catatan akuntansi.
b. Potensi salah saji yang material, dengan mengidentifikasi jenis kekeliruan dan ketidakberesan yang potensial.
c. Risiko penemuan yaitu menetapkan risiko pengendalian bagi setiap tujuan pengendalian, yang selanjutnya mempengaruhi risiko penemuan yang direncanakan.
d. Perancangan pengujian yaitu memungkinkan auditor untuk merancang pengujian saldo laporan keuangan yang efektif.
11. Pemahaman struktur pengendalian intern untuk rancangan dan operasi
a. Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam masing-masing elemen SPI.
b. Operasi dari elemen-elemen SPI.
12. Penetapan dan keputusan
a. Menetapkan apakah laporan keuangan dapat diaudit
b. Menetapkan tingkat risiko pengendalian yang didukung oleh pemahaman yang diperoleh
c. Menetapkan apakah diharapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah dapat didukung
d. Memutuskan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan yang pantas untuk digunakan.
13. Risiko penemuan dan rencana pengujian atas saldo laporan keuangan
Jika tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan ada dibawah maksimum, hal ini akan didukung oleh pengujian atas pengendalian yang spesifik. Penetapan ini kemudian dikaitkan dengan tujuan spesifik audit untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi utama. Tingkat penemuan yang sesuai untuk setiap tujuan audit spesifik ditentukan kemudian dengan memakai model risiko audit.
14. Prosedur untuk memperoleh pemahaman
a. Pengalaman auditor dalam periode sebelumnya atas satuan usaha tersebut
b. Tanya jawab dengan pegawai klien
c. Kebijakan dan pedoman sistem klien
d. Inspeksi dokumen dan catatan
e. Pengamatan atas aktivitas dan operasi satuan usaha.
15. Dokumentasi dari pemahaman
a. Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis dari struktur pengendalian intern klien.
b. Bagan arus adalah menggambarkan dengan simbol, diagram atas dokumen klien dan urutan arus dalam organisasi.
c. Kuesioner pengendalian intern yang menanyakan satu rangkaian pertanyaan mengenai pengendalian dalam tiap bidang audit, termasuk lingkungan pengendalian, sebagai alat auditor untuk mengindikasikan aspek struktur pengendalian intern yang mungkin tidak memadai.
16. Penetapan risiko pengendalian
Hal ini biasanya dilakukan terpisah untuk masing-masing jenis transaksi dalam masing-masing siklus operasi.
Identifikasi tujuan audit berkait transaksi yang dinyatakan dalam bentuk umum, bagi masing-masing jenis transaksi utama suatu satuan usaha.
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang berperan dalam pencapaian masing-masing tujuan.
17. 5 langkah Identifikasi difisiensi dan evaluasi kelemahan
a. Identifikasikan pengendalian yang ada
b. Identifikasikan ketiadaan pengendalian kunci
c. Tentukan salah saji yang besar dan potensial yang mungkin dihasilkan
d. Pertimbangkan kemungkinan pengendalian pengganti.
e. putuskan apakah yang terjadi adalah defisiensi signifikan atau kelemahan material
18. Pengujian atas pengendalian
Apabila hasil pengujian atas pengendalian mendukung rancangan kebijakan dan prosedur pengendalian seperti yang diharapkan, auditor dapat terus menggunakan tingkat risiko pengendalian seperti yang direncanakan. Akan tetapi, apabila kebijakan dan prosedur tersebut tidak beroperasi secara efektif, tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan tersebut harus dipertimbangkan kembali.
19.Prosedur pengujian atas pengendalian
a. Tanya jawab dengan pegawai suatu satuan usaha yang tepat
b. Pemeriksaan dokumen, catatan dan laporan
c. Pengamatan aktifitas berkenaan dengan pengendalian
d. Pelaksanaan ulang prosedur klien.
- Luas pengujian tergantung kepada tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.